Sabtu, 04 Februari 2012

Iman harus tetap ada meski dalam arus modernisasi kehidupan saat ini.



Ketika ada seorang Muslimah yang mengenakan jilbab dengan baik dan benar sesuai tuntunan syariat Islam, banyak orang merasa heran melihatnya, bahkan ada sebagian besar yang menganggapnya aneh. Sebab, di tengah maraknya busana wanita yang mengeksploitasi keindahan tubuh wanita, Muslimah yang mengenakan jilbab dengan sempurna tentunya adalah fenomena keanehan. Sebuah keterasingan.

Bahkan seringkali pemakai busana Muslimah ini dianggap kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman di kalangan wanita itu sendiri. Bagi Muslimah yang terpengaruh propaganda 'modern' seperti itu, akhirnya mencoba berbaur dengan budaya yang ada. Ingin tetap mengenakan busana Muslimah, tapi juga modis dan tidak mau dianggap aneh, maka maraklah pengguna busana Muslimah yang tidak sesuai aturan Islam. Misalnya, memakai kerudung saja, sementara tubuhnya tidak ditutupi jilbab. Dan ada pula yang berjilbab tapi masih berpakaian ketat (baik baju maupun celana panjang) yang menonjolkan kemolekan tubuh.

Begitu pula ketika seorang Muslim yang mempertahankan keislamannya di tengah berserakannya ide sekularisme yang mewabah dalam kehidupan masa kini, kerap disindir dengan kata-kata; "Jangan sok alim!!!" "Sok suci!!!", begitulah kira-kira umpatan yang dilontarkan kepadanya ketika ia tidak mau berbuat dosa.

Ya, ternyata berpegang teguh kepada ajaran Islam dalam arus modernisasi seperti saat ini di tengah kehidupan sekularisme, menjadi sangat terasing dan dianggap aneh.


Rasulullah saw. bersabda;
"Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu."
{HR.Muslim}

Dan dalam hadits lain, Rasulullah saw. memberikan kabar gembira kepada kaum Muslimin yang senantiasa bersabar dalam menghadapi godaan dan rayuan kehidupan yang dapat memalingkan dirinya dari Islam, Rasulullah saw. bersabda;
"Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata, 'Hai Rasulullah, apakah itu pahala lima puluh diantara mereka?' Rasulullah saw. menjawab,'Bahkan lima puluh orang diantara kalian (para sahabat)'."
{HR. Abu Dawud}

Ketika cahaya iman tetap menyala dalam hati dan pikiran kita, insyaAllah kita tak akan pernah berada dalam kegelapan. Iman akan hidup dan memberikan tenaga bagi kita memandu ke jalan yang benar. Kita tak akan pernah terpengaruh dengan kerusakan yang melingkari kehidupan kita, meski saat ini kita hidup dalam arus modernisasi yang telah mendunia, kita tidak tergoda untuk ikut larut dalam kehidupan yang rusak dan bejat yang dapat menjerumuskan pelakunya dalam kubangan dosa walau taruhannya adalah dianggap aneh atau bahkan diasingkan.
Bersabarlah, semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa menjaga diri dan berusaha untuk tetap istiqomah dalam kebenaran bersama Islam.