Kamis, 28 April 2011

Primitifnya orang-orang Salib pada masa Perang Salib (bagian 3)

Dari beberapa literatur yang ada kaum Muslim menggambarkan sifat dan tabiat orang-orang Salib termasuk para ksatrianya, adalah jorok (tidak mengerti kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan), buas dan sangat permisif terhadap hubungan antara laki-laki dan perempuan.

Walau tentara Salib ini menyatakan diri berperang atas dasar agama dan dilepas oleh Paus Urbanus yang menjadi wakil tuhan mereka di bumi, namun apa yang terjadi di lapangan ternyata mengkhianati dasar-dasar keyakinan mereka sendiri.
Untuk memenuhi hasrat seksualnya, orang-orang Salib mendatangkan sejumlah wanita muda Eropa yang bertindak bagaikan pelacur.
Selain itu, ada banyak kaum Muslimah yang juga menjadi korban pemerkosaan.

Bahkan mereka ini tak segan-segan memakan bangkai kaum Muslim yang menjadi tawanannya seperti yang terjadi saat tentara Salib mengepung Maa'rat al-Nu'man sebelum memasuki Yerusalem di awal perang Salib.

Walau demikian, perang Salib yang berjalan lama ini, agaknya juga menyadarkan orang-orang Eropa jika kaum Muslimin dan peradabannya ternyata tidak rendah seperti yang awalnya mereka sangka.
Pada awalnya, orang Eropa menyebut orang Muslim sebagai Barbarian.
Namun akibat kontak yang intensif dari perang Salib, lambat laun mereka menyadari bahwa yang Barbar sesungguhnya adalah kaum mereka, bukan Muslim.
Banyak dari para sarjana mereka mengakui jika kaum Muslimin tinggi peradabannya dan mereka harus banyak belajar dari kaum yang mengesakan Tuhan ini.



Referensi:

- Buku "The Crusade: Islamic Perspectives" karya Profesor Carole Hillenbrand (Guru besar Studi Islam dan Bahasa Arab, Edinburgh University, Skotlandia) 1999.