Senin, 07 Februari 2011

Say NO for Valentine Day

Apa sebenarnya Valentine Day itu? Alangkah baiknya kita sebagai umat ISLAM mengetahui asal mula dicetuskannya perayaan Valentine Day tersebut sebelum terlanjur ikut-ikutan merayakannya.


Valentine sebenarnya adalah nama seorang pemimpin agama Kristen katolik dan dia digelari sebagai orang suci (Santo/Saint/St) oleh orang-orang Kristen pada masa itu (270 M). Kisahnya diawali ketika raja Claudius II (268-270 M) mengeluarkan ultimatum yang melarang para prajurit Romawi untuk menikah dengan dalih agar prajurit dapat lebih potensial dan agresif dalam berperang.
Ultimatum ini ditentang oleh Santo Valentine, tanpa sepengetahuan sang raja secara diam-diam dia menikahkan para prajurit Romawi tersebut, namun lambat laun akhirnya tindakan Santo Valentine ini diketahui oleh raja Claudius, merasa perintahnya ditentang sang raja pun marah dan menjatuhkan hukuman mati kepada Santo Valentine.
Setelah kematian Santo Valentine para pengikutnya memperingati hari kematiannya untuk mengenang pengorbanan dan keberanian Santo Valentine serta merayakannya sebagai bentuk cinta kasih Valentine. Dua ratus tahun kemudian, tepatnya pada tahun 496 M setelah kematian Santo Valentine, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Februari 496 M sebagai Hari Valentine.


Dari uraian sejarah Valentine Day atau Hari Valentine di atas jelas Hari Valentine tersebut merupakan salah satu upacara keagamaan dalam agama Kristen yang diresmikan oleh seorang Paus. Bagi umat ISLAM merayakan Hari Valentine tersebut adalah sama halnya dengan mengikuti peribadatan orang Kristen. Dalam tatanan akidah ISLAM, seorang Muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani (Kristen) maupun agama Pagan (penyembah berhala).

ALLAH SWT menegaskan dalam Kitab Suci Al-Qur'an:

"Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku."
(Q.S Al-Kafirun:1-6)


Para pemuka agama ISLAM di seluruh penjuru dunia telah bersepakat menyatakan Haram hukumnya bagi Umat ISLAM untuk ikut berpartisipasi merayakan Hari Valentine walaupun sekedar mengucapkan
'Selamat Hari Valentine'

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah berkata:
'Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka telah disepakati bahwa perbuatan tersebut adalah Haram. Semisal dengan memberi ucapan pada hari raya mereka dan sejenisnya, itu adalah haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan ALLAH. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi ALLAH daripada membunuh'.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka."
(HR. Ahmad dan Abu Dawud).


Jelaslah sudah bahwa mengucapkan selamat atas Hari Valentine saja tidak diperbolehkan menurut Akidah ISLAM, apalagi sampai ikut berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Dalam artian diharamkan bagi kita sebagai Umat ISLAM turut serta meski sekecil apapun untuk menyambut hari tersebut.