Senin, 31 Januari 2011

GHULUW

Islam menganjurkan agar seorang muslim saling menghargai dan menghormati, terlebih terhadap para ulama dan orang saleh. Namun penghormatan kepada ulama dan orang saleh itu dapat menjadi masalah ketika berkembang menjadi sikap ghuluw (berlebihan). Jika sikap ini berkembang, maka yang akan terjadi selanjutnya adalah kultus (pemujaan) individu atau pensakralan seseorang karena dianggap berilmu dan hebat.


Permasalahan ini pun akan semakin serius saat orang yang dikultuskan itu masih hidup, karena orang-orang yang mengkultuskannya bisa jadi akan bertaklid buta kepadanya. Dan karena itu, tidak mustahil bila orang saleh atau ulama yang dikultuskan itu meninggal dunia, maka akan bertambah dipuja sedemikian rupa. walhasil, kedua-duanya adalah malapetaka bagi akidah Islam.


Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengupas masalah diatas dalam kitab at-Tauhid, menurutnya sebab kufurnya Bani Adam dan meninggalkan agama karena berlebihan dalam bersikap kepada orang-orang saleh.
ALLAH SWT dengan tegas mengingatkan melalui firman-Nya:
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan dalam agama kalian."
(Q.S Al-Maidah: 77)


Syaikh Sulaiman bin Abdillah memaparkan bahwa perilaku ghuluw banyak sekali terdapat pada orang-orang Nasrani. mereka (orang Nasrani) berlebihan dalam memandang Isa bin Maryam, sehingga mereka mengubah derajatnya dari bingkai kenabian ke bingkai ketuhanan. Mereka menyembahnya sebagaimana mereka menyembah ALLAH, bahkan mereka pun bersikap ekstrim dengan menganggap para penyembah Isa adalah orang-orang yang terpelihara dari dosa. Kebalikannya adalah orang-orang Yahudi, mereka (orang Yahudi) dengan ekstrim menurunkan derajat Isa As dari kenabian dan menganggapnya sebagai anak hasil zina.


Ghuluw terhadap seseorang tidak mustahil pada akhirnya mempertuhankan orang itu, ALLAH SWT telah mengingatkan kita akan hal itu dengan memberikan contoh yang bukan untuk diteladani yang terjadi pada zaman nabi Nuh. Kisah itu terdapat dalam Al-Qur'an:
"Dan mereka mengatakan, janganlah kalian tinggalkan tuhan-tuhan kalian dan janganlah pula tinggalkan Wadd, Suwa', Ya'guts, Ya'uq dan Nasr."
(Q.S Nuh: 23)

Para ulama menjelaskan bahwa Wadd, Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr adalah orang-orang saleh yang hidup di masa nabi Nuh As. Ketika mereka meninggal, setan memberikan ilham kepada kaum mereka agar membuatkan patung-patung dengan nama itu di tempat mereka bisa berkumpul, maka dibuatlah patung orang-orang saleh tersebut, pada mulanya tidak disembah, namun lama-kelamaan patung-patung itu pun akhirnya menjadi sesembahan kaum itu.


Nabi Muhammad Saw dengan segala ketinggian dan kemuliaannya tidak menghendaki dirinya dipuja sedemikian rupa melebihi hak beliau sebagai nabi dan Rasul, baik di saat beliau masih hidup maupun setelah beliau wafat. Rasulullah Saw pernah bersabda:
"Janganlah kalian memujiku secara berlebihan seperti yang dilakukan orang-orang Nasrani terhadap Isa bin Maryam. Aku tidak lain seorang hamba. Maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya."
{H.R Bukhari dan Muslim}


Dalam keadaan panik, Umar bin Khattab Ra pernah nyaris terperangkap dalam sikap tersebut, yaitu dengan berucap " Barang siapa mengatakan bahwa Muhammad Saw telah meninggal akan saya penggal lehernya." padahal saat itu Rasulullah Saw memang telah wafat. Namun kemudian Umar bin Khattab segera diingatkan oleh Abu Bakar Shiddiq dengan firman ALLAH SWT yaitu:
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."
(Q.S Ali Imran: 144)

Rasulullah Saw bersabda: "Hindarilah sikap berlebihan, karena tidaklah orang-orang yang sebelum kamu binasa melainkan disebabkan oleh sikap berlebihan mereka."
{H.R Ahmad, Tarmidzi, Ibnu Majah}.

Benarlah Rasulullah Saw ketika mengatakan bahwa sikap ghuluw dapat membinasakan suatu umat, sebab dengan ghuluw akan muncul taklid, dan apabila kedua sikap tersebut mewabah dalam sebuah kaum atau masyarakat maka akan menyebabkan pemujaan dengan tidak lagi mengindahkan nilai-nilai kebenaran Ilahiyyah.

...Naudzubillah, Wallahu a'lam bishawab....


[disusun dari beberapa sumber]